Skip to main content

Posts

Showing posts with the label filsafat

Adaik Salingka Nagari dan Nagari

Adaik Salingka Nagari dan Nagari By Iron Maria Edi   Kerisauan masyarakat Minangkabau dengan pola sentralisasi selama ordebaru terhadap pedesaannya seakan diberi peluang ketika terbukanya kran otonomi daerah di era tahun 2000 an. Penyeragaman sistem pemerintahan Desa se Indonesia menganulir keberagaman budaya ditingkat pedesaan salah satu di Sumatera Barat.   Ketika otonomi itu dihadirkan maka niat yang selama ini terpendam kembali mengapung, dengan slogan "babaliak ka surau,   babaliak ka nagari". Singkat cerita slogan itu kemudian diwujudkan dengan pengertian bahwa istilah "Desa" ditukar saja dengan "Nagari" maka dengan ini terasa bahwa slogan itu sudah terwujud sempurna,   hingga semua desa di Sumatera Barat memakai istilah "Nagari" walaupun dibeberapa kabupaten masih memakai istilah "Desa".   Perjalanan itu ternyata terus berlanjut,   dan belakangan terasa "kembali ke nagari" dengan menukar istilah Desa denga

Filosofi Dalam Rindu

Ketika rasa bermain-main dalam makna, ada prasangka yang tak tertata hingga melahirkan makna yang menimbulkan petaka. Petaka yang sulit dihentikan, sebab tiada memiliki perumusan masalah yang teruraikan. Meskipun, ia berbalut keindahan karena renjana yang selalu menguat di penghujung malam. Saat rindu mulai mengusik. Rasa mulai bergerak dalam gimik dan pikiran mulai berhenti untuk merangkai kritik demi kritik. Akal mulai terlena, terbuai di peraduan hingga tersesat dalam pemikiran yang sulit untuk dijelaskan. Rindu memang laksana racun berdosis tinggi, hingga membuat manusia yang katanya makhluk ciptaan terbaik itu lupa seketika dengan hakikat dirinya yang berjalan bersama akal yang kuat. Namun, rindu bukanlah perkara yang buruk. Tidak! Rindu adalah proses menuju penguatan daya tahan perasaan yang terkadang tidak terjelaskan oleh logika para cendekiawan. Racun-racun yang timbul bersama rindu itu terus di lawan oleh hati yang membentuk imunitas baru, hingga kemudian ia tu

Lebih Dekat Dengan Filsafat : Edmund Russel dan Fenomenologi Transendental (Bag 2)

Fenomenologi merupakan gerakan filsafat yang dipelopori oleh Edmund Husserl (1859-1938). Fenomenologi yang diperkenalkan oleh Husserl merupakan ilmu tentang penampakan (fenomena). Artinya, semua yang menjadi pembahasan tentang esensi/hakikat di balik penampakan. Istilah fenomenologi secara etimologi, berasal dari bahasa Yunani, yaitu phainomenon ( phainomai, menampakkan diri) dan logos (akal budi). Sedangkan fenomenologi secara terminologi merupakan ilmu tentang penampakan berarti ilmu tentang apa yang menampakkan diri ke pengalaman subjek. Fenomenologi berusaha membuat filsafat sebagai ilmu yang rigorous. Rigorous artinya bebas dari presuposisi yang mendahului pengalaman konkret. Adapun yang menjadi faktor pendukung filsafat dijadikan sebagai ilmu rigorous karena menurut Husserl ilmu pengetahuan mengalami kiris, yaitu hilangnya landasan teoretis yang kokoh untuk berpijaknya teori-teori ilmiah (krisis internal ilmu), dan kaarena ketidak mampuan ilmu dalam menangani akibat-ak

Lebih Dekat Dengan Filsafat : Edmund Russel (Bag 1)

Edmund Husserl lahir di Prostejov Prossnitz, Moravua-wilayah kekaisaran Austria-Hongaria 8 April 1859. Ia adalah anak   kedua dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Adolf Abraham dan ibunya Julie Husserl nee Selinger yang merupakan keluarga kelas menengah dan Bergama Yahudi yang tidak terlalu tertarik dengan persoalan keagamaan. Mengenai pendidikan formalnya ia bersekolah di daerahnya, kemudian pada umur   9 tahun ia belajar di Realgymnasim di Veinna. Pada tahun 1869, ia dipindahkan ke Staatsgymnasim di Olmutz. Berdasarkan informasi dari istrinya Malvine, bahwa Husserl sewaktu masa sekolah bukanlah orang yang terlalu tertarik dengan pelajaran, dan sering tidur dalam kelas sehingga nilainya jelek. Akan tetapi Husserl sangat berbakat dalam bidang matematika. Pada tahun 1876, Husser menjadi mahasiswa di Universitas Leipzing dengan mengambil bidang astronomi selama tiga semester. Pada masa itu ia bersahabat dengan Thomas Masaryk, mahasiswa filsafat pengagum Franz Brentano yang kem

Pentingnya Belajar Filsafat dan Berfilsafat Di Usia Dini

Secara Etimologi Filsafat berasal dari bahasa Yunani "Philos dan Sophein". Philos dapat berarti mencari, pencarian akan, cinta dan Sophein dapat berarti Kebijaksanaan, Kebenaran, Pengetahuan. Dalam bahasa Inggris disebut Philosophy, sedangkan dalam bahasa Arab disebut Falsafah. Menurut KBBI Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dng akal budi mengenai hakikat segala yg ada, sebab, asal, dan hukumnya. Secara Simplistik Filsafat adalah Berpikir secara mendalam sampai ke akar-akarnya hingga dapat mengambil akar tunggang dari sebuah pencarian akan kebenaran. Dalam kehidupan dewasa ini, banyak Logika kontradiksi yang dimunculkan kepermukaan, bahkan terkadang menjadi paradoks dikehidupan kita. Yang pertama Ada yang melarang untuk belajar Filsafat karena ditakutkan akan tersesat, Yang kedua ada juga yang membenarkan kita untuk belajar Filsafat dikarenakan ia membawa kita tersesat dijalan yang benar. Benarkah demikian? Mari kita buka bungkus yang sedang menyelimut

Lebih Dekat Dengan Filsafat : ANAXIMANDROS atau ANAXIMANDER

Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini. Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM. Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi

SIITOU TIMOU TUMOU TOU : Menjadi Manusia Dengan Memanusiakan Manusia

Ketika berbicara tentang manusia, tentu nya kita mesti bertanya apa itu manusia?. Orang-orang akan menjelaskan defenisi manusia itu berdasarkan empirik nya masing-masing. begitu juga ketika ditanyakan apa tugas dan peran manusia, untuk apa ia hidup?. Tapi bagi kaum beragama tentu nya ia akan menjawab sesuai dg apa yang terdapat di kitab suci dan pedoman hidupnya sesuai dg doktrin agama masing-masing. Tapi saya melihat banyak diantara kita yang terjebak dalam ranah ekastologi. sehingga tugas dan peran kita diatas dunia ataupun realitas saat ini tidak terlaksana kan. memang betul dan tak ada salahnya ketika kita melakukan hal yang visioner seperti ekastologi tadi. tapi apakah semestinya kita melupakan realitas kehidupan kita didunia. Padahal sikap bakti kita diatas dunia termasuk salah satu misi yg akan kita bawa untuk mencapai visi akhirat. banyak saya lihat beberapa ustadz yg selalu menitik beratkan kita kepada akhirat semata, dan terkadang pula jamaah salah tangkap terkait persoa