Skip to main content

Lebih Dekat Dengan Filsafat : Edmund Russel (Bag 1)


Edmund Husserl lahir di Prostejov Prossnitz, Moravua-wilayah kekaisaran Austria-Hongaria 8 April 1859. Ia adalah anak  kedua dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Adolf Abraham dan ibunya Julie Husserl nee Selinger yang merupakan keluarga kelas menengah dan Bergama Yahudi yang tidak terlalu tertarik dengan persoalan keagamaan. Mengenai pendidikan formalnya ia bersekolah di daerahnya, kemudian pada umur  9 tahun ia belajar di Realgymnasim di Veinna. Pada tahun 1869, ia dipindahkan ke Staatsgymnasim di Olmutz.

Berdasarkan informasi dari istrinya Malvine, bahwa Husserl sewaktu masa sekolah bukanlah orang yang terlalu tertarik dengan pelajaran, dan sering tidur dalam kelas sehingga nilainya jelek. Akan tetapi Husserl sangat berbakat dalam bidang matematika. Pada tahun 1876, Husser menjadi mahasiswa di Universitas Leipzing dengan mengambil bidang astronomi selama tiga semester. Pada masa itu ia bersahabat dengan Thomas Masaryk, mahasiswa filsafat pengagum Franz Brentano yang kemudian akan menjadi guru Husserl yang berpengarus terhadap perkembangan intelektualnya.

Pada tahun 1878, Husserl pindah ke Berlin untuk mengambil kuliah di Universitas Berlin selama enam semester dengan mengambil bidang matematika dan filsafat. Pada tahun 1881, Husserl pindah ke Universitas Vienna melanjutkan perkuliahan di bidang matematika. Ia meraih gelar doktor dengan disertasi berjudul Contribution to The Theory of Calculus of Variation (Beitrage zur Theorie der Variationsrechunung). 26 April 1886, Husserl berpindah agama menjadi Kristen Protestan, dengan nama lengkap Gustav Albrecht Husserl dan bergabung dengan gereja Lutheran.

Pada tahun 1887, Edmund Husserl menikah dengan Malvine Steinchneider. Kemudian Husserl diangkat menjadi Privatdozent di Univeritas Halle. Di sana ia melanjutkan penelitian tentang persoalan-persoalan matematika, yang kemudian ia sadari ternyata lebih dekat dengan persoalan filsafat dari pada matematika karena melibatkan logika murni. Pada tahun 1891, Husserl menerbitkan buku berjudul Philosophie der Aritmetik: Psychologishe und Logische dari hasil penelitiannya.

Pada September 1901, Husserl dan istrinya pindah ke Universitas Gottingen, dan pada tahun 1906 ia diangkat menjadi ordentlichen Profesor di sana. Dimasa Gottingen ini, fenomenologi telah mendapatkan bentuk sebagai sebuah filsafat dan cara berfilsafat. Pada 5 Januari 1916, Husserl menjadi profesor di Universitas Freiburg sampai tahun 1928 ia kemudian pensiun. Walau pun ia telah pensiun bukan berarti kegiatan akademiknya berhenti. Setelah pensiunannya ia menulis karya-karya penting dan kontraversial. Di antaranya, Formale und Transzendentale Logik, Die Krisis der europaischen Wissenshaften und die Transzentdentale, dan Erfahrung und Uerteil.

Di hari tuanya, Husserl yang berdarah Yahudi banyak mengalami kesulitan karena intimidasi yang dilakukan oleh Nazi. Ia dilarang menginjakkan kakinya di Universitas Freiburg. Pada 27 April 1938, peletak dasar fenomenologi itu meninggal dunia di Freiburg, negara Jerman yang dicintainya. 


Fitri Mawaddah
Dangau Tuo Institute

Comments

Popular posts from this blog

Culture-Heritage Ranah Minang : Mengenal Filosofi dan Esensi Rangkiang di Rumah Gadang

Apabila berbicara tentang kehidupan masyarakat Minangkabau, kita menemukan beragam kearifan yang terkadang menunjukkan betapa tajamnya filosofi kebudayaan Minangkabau dalam menyelesaikan persoalan kehidupan. Di antara bentuk kebudayaan tersebut adalah pendirian Rangkiang di bagian depan Rumah Gadang. Rangking merupaka padi yang sengaja didirikan untuk menyimpan hasil panen pada satu musim dan biasanya difungsikan untuk berjaga-jaga. Dahulunya,sebagian besar masyarakat Minangkabau memang menerapkan sistim tanam yang menyesuaikan dengan musim, apalagi mayoritas lahan di Minangkabau adalah tadah hujan. Rangkiang berperan penting dalam menjaga persediaan selama musim kemarau atau setelah musim panen, serta juga bisa dijual sekiranya ada kebutuhan mendesak yang tidak dapat diduga-duga. Namun, semenjak perkembangan teknologi pertanian dan pesatnya pembanguan infrastruktur pertanian seperti irigasi, Rangkiang sudah tidak lagi difungsikan secara optimal. Masyarakat yang bisa be

Partai, Keadilan, dan Kesejahteraan : Pertikaian antara teori, ideologi, dan Omong Kosong.

Sesungguhnya, persoalan kesejahteraan haruslah lepas dari intervensi kebijakan apapun. Baik itu dari sisi fiskal, moneter, ataupun perdagangan. Karena dengan cara itulah sistim menghargai eksistensi manusia, dan manusia dengan begitu mampu menghargai hakikat dirinya sebagai makhluk yang mempertaruhkan hidup bersama pertimbangan nilai demi mewujudkan kepentingan bersama. Yakni, Kesejahteraan! Lebih lanjut mengenai kesejahteraan, manusia tunduk pada definisinya akan kesejahteraan yang diinginkan. Sehingga kebebasan adalah alat utama dalam meraih semua itu. Sekiranya kebebasan dimusnahkan dan eksistensi individu dihantam, maka jangan sesekali berharap manusia akan mencapai kesejahteraan tersebut. Namun, hakikatnya kesejahteraan tidaklah berdiri sendiri. Ia harus ditopang dengan perwujudan keseimbangan yang menyeluruh. Apabila upaya mencapai kesejahteraan mulai menyulut pertikaian, maka tentu perlu adanya permodelan yang ter-moderasi dengan baik. Intervensi kebijaksanaan penting unt

Mengenai SDGs : Kekuatan Kearifan Lokal Dalam Penguatan Pembangunan

Pembangunan sebagai suatu proses pada hakikatnya merupakan pembaharuan yang terencana dan dilaksanakan dalam waktu yang relatif cepat. Tidak dapat dipungkiri pembangunan telah membawa kita pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan ekonomi, peningkatan kecanggihan sarana komunikasi, dan sebagainya. Akan tetapi, pada sisi yang lain, pembangunan yang hanya dipandu oleh pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan keamanan, yang dalam kenyataannya telah meningkatkan kesejahteraan sebagian dari keseluruhan kehidupan masyarakat, telah pula menciptakan jarak yang lebar antara kecanggihan dan keterbelakangan. Sisi lain dari kemajuan tekhnologi, berimbas pada kebudayaan lokal yang semakin lama semakin memudar, sebab budaya dan tradisi lokal kalah eksistensi dengan sajian-sajian yang dibungkus dengan kemajuan tekhnologi. Hal ini akan berdampak besar terhadap pembangunan berkelanjutan di tingkat daerah. Kebudayaan dan kearifan lokal sangat erat hubungannya dengan masyaraka