Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Literasi

Tan Malaka : Bapak Pendidikan yang Terlupakan

Pada abad ke-20 nama besar seperti Paolo Freire dan Ivan Illich terdengar nyaring di telinga kaum aktivis terutama para pemikir yang bergelut di bidang Pendidikan. Bagaimana tidak, kritikan kedua tokoh pendidikan aliran anarkisme ini begitu mengguncang dunia pendidikan. Nilai pendidikan yang selama ini diyakini mengandung nilai kebajikan justru dibalik itu semua terdapat bentuk-bentuk penindasan. Bahkan mereka berujar bahwa seringkali pendidikan dijadikan sebagai legitimasi bagi kelompok yang berkuasa untuk melakukan penindasan. Gagasan kedua tokoh ini benar-benar menyadarkan banyak orang bahwa pendidikan yang selama ini dianggap sakral ternyata menyajikan nilai-nilai dehumanisasi kehidupan. Fenomena pendidikan di atas ternyata jauh hari sudah dialami oleh bangsa Indonesia. Indonesia yang dijajah kurang lebih 350 tahun diwarnai oleh sistem pendidikan yang cenderung rasis atau berdasarkan kelas-kelas sosial. Dia lah Tan Malaka yang kemudian berjuang melawan imperialisme pen

Antara Mengenang dan Membalas Jasa :Hari Pendidkan Nasional, 131 tahun kelahiran Ki Hajar Dewantara

Antara Mengenang dan Membalas Jasa :Hari Pendidkan Nasional, 131 tahun kelahiran Ki Hajar Dewantara oleh : Harfani, SE.I   “Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu ‘dipelopori’, atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri" (Ki Hajar Dewantara) Mulai Raden Mas Soewardi Soeryaningrat lahir ke dunia pada tanggal 2 mei 1889 sampai sekarang sudah meraih penghargaan tinggi oleh negara ini karena perjuangan agungnya memperhatikan pendidikan bangsa indonesia di kala itu, bayangkan sejak dia menulis Als Ik Eens Nederlander Was yang berarti "andai saya orang Belanda" disurat kabar De Express pada 13 Juni 1913 yang mengandung bentuk kritik atas perayaan 100 tahun kemerdekaan Netherland yang di rayakan di indonesia, karena tulisan tersebut di anggap sangat meresahkan dan mengganggu belanda dia pun di asingka

Tan Malaka dan Nasib Buruh di tengah Pandemi

  Sekilas Pandang, Tan Malaka memiliki nama lengkap Ibrahim Datuak Tan Malaka. Beliau lahir di Kenagarian Pondan Godang, Kecamatan Suliki Luhak Lima Puluh Kota pada tahun 1897. kemudian wafat pada tanggal 19 Februari 1949. Koran Tempo dalam edisi khusus menyebutkan bahwa Tan Malaka terbunuh di tangan tentara negara yang sangat dicintainya. Tragedi Kematian Tan Malaka ini pada kemudian hari membuat Bung Hatta memecat Suengkono sebagai panglima divisi Jawa Timur dan Soeracmad sebagai komandan Brigade. Tan Malaka adalah orang pertama yang menulis konsep Republik Indonesia. Muhammad Yamin memberinya gelar “Bapak Republik Indonesia”, dengan berkomentar, “tak ubahnya Jefferson Washington merancang Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaan tercapai, atau sebagai Rizal-Bonifacio meramalkan Republik Filipina sebelum revolusi Filipina pecah...”. Sukarno menyebutkan bahwa Tan Malaka adalah tokoh yang mahir salam revolusi dan mempercayainya dengan memberi surat wasiat\testateme

TERUNGKAP!! SEJARAH DANAU “BERMUKA DUA” TARUSAN KAMANG

Tarusan Kamang atau danau muka dua (Gambar) adalah sebuah danau yang dapat meluber dan mengering. Danau ini memiliki karakteristik yang unik. Secara litologi yang mengelilingi danau ini adalah batugamping dan dari hasil pengamatan peta geologi masih merupakan batugamping umur karbon. Danau Tarusan Kamang, Danau karst yang berdasarkan pengamatan Andang Bacthiar, adalah adanya sungai bawah permukaan dan adanya struktur yang terlibat dalam pembentukan danau. Sebagai danau karst, ketika air tanah naik, maka lorong-lorong di bawah bukit batu gamping akan menyembulkan air dan menutupi padang rumput. Tampaklah danau yang luas dan Danau Tarusan Kamang) bisa terlihat indah. Sebaliknya, ketika air sungai bawah tanah turun, air tersedot hingga hanya tampak padang rumput. Tampak dari peta (gambar), danau ini memiliki hubungan cabang sungai intermittern dari konturing dan merupakan sungai bawah permukaan. Lubang-lubang Celah Batu di Dasar Danau Tarusan Kamang (Foto Erison J.Kambari)

GEOHERITAGE TARUSAN KAMANG : JEJAK – JEJAK BATUAN LAUT PURBA KAMANG MENGUNGKAP CERITA TAMBO MINANG ??

JEJAK – JEJAK BATUAN LAUT PURBA KAMANG MENGUNGKAP CERITA TAMBO MINANG ?? Lokasi jejak – jejak batuan purba masih berada disekitar Kamang hingga perbatasan dengan daerah Baso, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Berada di sekitar kelurusan sesar Semangko. Litologi yang di teliti di daerah ini adalah batu gambing terumbu / karbonat yang berumur perm- karbon. BATUAN LAUT KENAPA JADI BUKIT –BUKIT SEKARANG?? Karbonat ini terekspos atau tersingkap akibat dari uplifting dari tekanan tektonik Lempeng Eurasia dan Lempeng Hindia-Australia yang membuat fore arc di muka depan pulau Sumatera. Namun, sebagian ataupun spot-spot karbonat masih terangkat, seperti yang dilihat sekarang ini. Sesar Semangko yang dekstral ini memotong antara karbonat dan metamorf. Pada pengamatan lapangan batugamping ini memiliki rongga yang besar sehingga tampak stalagtite dan stalagmite. Serta lapangan ini belum terekspos keluar secara meluas. Tambo minang yang menjelaskan sumatera terlihat