Ketika rasa
bermain-main dalam makna, ada prasangka yang tak tertata hingga melahirkan
makna yang menimbulkan petaka. Petaka yang sulit dihentikan, sebab tiada memiliki
perumusan masalah yang teruraikan. Meskipun, ia berbalut keindahan karena
renjana yang selalu menguat di penghujung malam.
Saat rindu mulai
mengusik. Rasa mulai bergerak dalam gimik dan pikiran mulai berhenti untuk
merangkai kritik demi kritik. Akal mulai terlena, terbuai di peraduan hingga tersesat
dalam pemikiran yang sulit untuk dijelaskan. Rindu memang laksana racun
berdosis tinggi, hingga membuat manusia yang katanya makhluk ciptaan terbaik
itu lupa seketika dengan hakikat dirinya yang berjalan bersama akal yang kuat.
Namun, rindu
bukanlah perkara yang buruk. Tidak! Rindu adalah proses menuju penguatan daya
tahan perasaan yang terkadang tidak terjelaskan oleh logika para cendekiawan.
Racun-racun yang timbul bersama rindu itu terus di lawan oleh hati yang
membentuk imunitas baru, hingga kemudian ia tumbuh menjadi perasaan yang
dewasa. Sungguh pun rindu akan menimbulkan rasa sakit yang begitu mendalam.
Ada filosofi
dalam rindu, meskipun rindu terkadang mencoba berfilosofi, pun demikian dengan
filosofi itu sendiri yang mencoba merumuskan rindu. Ah, Tentu ini sungguh
membingungkan, meskipun menyenangkan, lalu kemudian menyakitkan. Itu filosofi
dalam rindu, semuanya terlibat dan membuat yang membaca serta merasakannya
merasa kebingungan. Ada yang tersenyum karenanya, ada juga yang menangis tiada
henti hingga menggadaikan kewarasannya karena semakin menggila dalam rindu.
Namun
ketahuilah, Tuhan tidak pernah diam dan mengabaikan perkara ini. Dia telah
merumuskan rindu yang hakiki bersamaan dengan filosofi yang akan menyelamatkan
manusia dari rindu-rindu yang muncul di kehidupan dunia. Tuhan memperkuat makna
dalam rindu dengan syariat dan hakikat. Agar manusia kuat dengan Rindu dari dan
kepada Tuhan, guna mengalah rindu yang dibuat oleh Hantu. Rindu dari dan kepada
Tuhan itu adalah jalan dalam menuju keridhaan.
Begitulah
kiranya Filosofi dalam rindu, agar manusia mampu merindu dalam filosofi, membangun
filosofi dalam rindu, hingga kemudian terbentuklah rindu yang filosif. Bukankah
kita akan menuju kehidupan yang hakiki?
Dangau Tuo Institute
Comments
Post a Comment
Terima Kasih