Skip to main content

Filosofi Dalam Rindu



Ketika rasa bermain-main dalam makna, ada prasangka yang tak tertata hingga melahirkan makna yang menimbulkan petaka. Petaka yang sulit dihentikan, sebab tiada memiliki perumusan masalah yang teruraikan. Meskipun, ia berbalut keindahan karena renjana yang selalu menguat di penghujung malam.

Saat rindu mulai mengusik. Rasa mulai bergerak dalam gimik dan pikiran mulai berhenti untuk merangkai kritik demi kritik. Akal mulai terlena, terbuai di peraduan hingga tersesat dalam pemikiran yang sulit untuk dijelaskan. Rindu memang laksana racun berdosis tinggi, hingga membuat manusia yang katanya makhluk ciptaan terbaik itu lupa seketika dengan hakikat dirinya yang berjalan bersama akal yang kuat.

Namun, rindu bukanlah perkara yang buruk. Tidak! Rindu adalah proses menuju penguatan daya tahan perasaan yang terkadang tidak terjelaskan oleh logika para cendekiawan. Racun-racun yang timbul bersama rindu itu terus di lawan oleh hati yang membentuk imunitas baru, hingga kemudian ia tumbuh menjadi perasaan yang dewasa. Sungguh pun rindu akan menimbulkan rasa sakit yang begitu mendalam.

Ada filosofi dalam rindu, meskipun rindu terkadang mencoba berfilosofi, pun demikian dengan filosofi itu sendiri yang mencoba merumuskan rindu. Ah, Tentu ini sungguh membingungkan, meskipun menyenangkan, lalu kemudian menyakitkan. Itu filosofi dalam rindu, semuanya terlibat dan membuat yang membaca serta merasakannya merasa kebingungan. Ada yang tersenyum karenanya, ada juga yang menangis tiada henti hingga menggadaikan kewarasannya karena semakin menggila dalam rindu.

Namun ketahuilah, Tuhan tidak pernah diam dan mengabaikan perkara ini. Dia telah merumuskan rindu yang hakiki bersamaan dengan filosofi yang akan menyelamatkan manusia dari rindu-rindu yang muncul di kehidupan dunia. Tuhan memperkuat makna dalam rindu dengan syariat dan hakikat. Agar manusia kuat dengan Rindu dari dan kepada Tuhan, guna mengalah rindu yang dibuat oleh Hantu. Rindu dari dan kepada Tuhan itu adalah jalan dalam menuju keridhaan.

Begitulah kiranya Filosofi dalam rindu, agar manusia mampu merindu dalam filosofi, membangun filosofi dalam rindu, hingga kemudian terbentuklah rindu yang filosif. Bukankah kita akan menuju kehidupan yang hakiki?


Dangau Tuo Institute

Comments

Popular posts from this blog

Culture-Heritage Ranah Minang : Mengenal Filosofi dan Esensi Rangkiang di Rumah Gadang

Apabila berbicara tentang kehidupan masyarakat Minangkabau, kita menemukan beragam kearifan yang terkadang menunjukkan betapa tajamnya filosofi kebudayaan Minangkabau dalam menyelesaikan persoalan kehidupan. Di antara bentuk kebudayaan tersebut adalah pendirian Rangkiang di bagian depan Rumah Gadang. Rangking merupaka padi yang sengaja didirikan untuk menyimpan hasil panen pada satu musim dan biasanya difungsikan untuk berjaga-jaga. Dahulunya,sebagian besar masyarakat Minangkabau memang menerapkan sistim tanam yang menyesuaikan dengan musim, apalagi mayoritas lahan di Minangkabau adalah tadah hujan. Rangkiang berperan penting dalam menjaga persediaan selama musim kemarau atau setelah musim panen, serta juga bisa dijual sekiranya ada kebutuhan mendesak yang tidak dapat diduga-duga. Namun, semenjak perkembangan teknologi pertanian dan pesatnya pembanguan infrastruktur pertanian seperti irigasi, Rangkiang sudah tidak lagi difungsikan secara optimal. Masyarakat yang bisa be...

Lebih Dekat Dengan Filsafat : ANAXIMANDROS atau ANAXIMANDER

Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini. Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM. Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi...

Inklusi Keuangan dan Milenial Asyik Bertransaksi Syariah

  picture source : Sindonews.com Indikator tercapainya inklusi keuangan adalah pada saat setiap masyarakat memiliki akses terhadap berbagai layanan keuangan formal, serta memperoleh benefit dari layanan keuangan tersebut secara optimal, sebagaimanan yang tertuang di dalam Peraturan Presiden No 82 tahun 2016. Selain itu, inklusi keuangan juga merupakan representasi dari kuatnya literasi keuangan masyarakat, sehingga implikasi lanjutan dari hal ini adalah meningkatnya kegiatan perekonomian dan tentunya tercepai kesejahteraan yang ideal. Karena begitu pentingnya inklusi keuangan ini, maka sesungguhnya layanan keuangan itu harus menyentuh segmen masyarakat yang memiliki potensi yang besar dan memberikan prospek pengembangan layanan keuangan yang berkelanjutan. Selain daripada itu, layanan keuangan yang dikembangkan adalah bentuk layanan yang memiliki risiko yang rendah serta memiliki ketahanan yang cukup terhadap krisis dan seperti yang   kita ketahui, layanan keuangan Syariah...