Skip to main content

Sang Luhut : Menteri yang Brilian, Optimis dan Visioner (?) Di Tengah Pandemi



Sudah tentu ketika mendenger Luhut Binsar Pandjaitan, pikiran kita akan terlempar pada  rasa optimisme yang kuat mengenai keberlanjutan pembangunan di negeri ini serta asa kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kehadiran beliau sebagai Mentri Koordinator, jelas memberikan warna tersendiri dalam roda pemerintahan di Indonesia.

Pada saat Indonesia mengalami kondisi yang semakin buruk dalam hal penyebaran virus covid-19, Luhut tetap terdepan dengan pola komunikasi politik yang tidak biasa. Dengan berupaya terus memberikan kekuatan positif kepada masyarakat, pernyataan beliau senantiasa memberikan makna yang mendalam, terutama tentang bagaimana menempatkan pemikiran yang kuat dan tepat di tengah kegentingan yang ditimbulkan oleh pandemi ini.

Kita bisa melihat bagaimana pernyataan beliau ketika wabah ini mulai menyebar di kawasan Asia Tenggara, beliau dengan santai berseloroh terkait virus tersebut. Hal ini dapat diyakini bahwa beliau telah memiliki gambaran yang lebih jauh tentang virus ini. Saya memiliki dugaan yang sangat kuat bahwa beberapa saat kemudian, virus ini akan menginfeksi dan menimbulkan dampak yang cukup positif terhadap perekonomian dan iklim investasi di Indonesia. Meskipun sebenarnya saya terus berupaya menemukan formulasi yang tepat dalam merumuskan makna dari dugaan saya terhadap pikiran sang menteri, namun realita telah menghentikan kerja keras saya dan terpampang-lah sebuah kondisi yang menunjukkan situasi yang semakin parah. Sang menteri sepertinya telah menunjukkan sikap yang keliru di awal, Kita harus memaafkan!

Namun, sang menteri telah menyita perhatian publik, tak terkecuali dari para tokoh publik dan cendekiawan. Masih segar di ingatan kita ketika Ekonom senior, Faisal Basri yang menyatakan secara tegas bahwa Luhut jauh lebih berbahaya daripada covid-19. Said Didu, Eks Sekretaris Kementerian BUMN juga menyatakan jika sang menteri hanya memikiran persoalan uang.

Pernyataan dari tokoh publik ini sejatinya amat disayangkan. Saya sependapat dengan Jubir Kemenko-Maritim dan Investasi, Jodi Mahardi yang mengatakan bahwa Luhut tengah fokus dengan pekerjaannya dan pernyataan-penyataan yang berbau provokatif di media sosial itu tidak sepatutnya ada dan ditujukan kepada Menteri yang tengah berkonsentrasi dengan pekerjaannya.

Para tokoh tersebut hendaknya menjadi yang terdepan dalam menempatkan persepsi yang baik kepada seorang menteri yang berdedikasi untuk negeri ini. Meskipun, jauh dari lubuk hati yang terdalam, saya mengiyakan pernyataan dari dua tokoh tersebut. Tetapi biarlah, kita harus tetap optimis bersama sang menteri, jika beliau salah, kita harus memaafkan.

Semua bentuk kesalahan tersebut, sejatinya adalah wujud pemaknaan yang hakiki dari kehidupan ini. Seperti yang sang Menteri tunjukkan di sebuah media bahwa selagi masih hidup di dunia, kesalahan adalah sebuah keniscayaan. Jika kesalahan sudah sirna, maka kita sudah berada di Surga. Sudah sepantasnya kita memaklumi dan memaafkan semua kesalahan yang dilakukan yang dilakukan sang Menteri, dan fokus dengan hasil kinerja yang positif dari beliau, meskipun kita harus bekerja keras dalam menemukannya.

Terakhir, saya ingin menegaskan bahwa Luhut adalah menteri yang brilian dan visioner. Beliau sudah mempersiapkan program dan paket wisata untu mendatangkan wisatawan dari negara China, Korea Selatan dan Jepang karena wabah di negara-negara tersebut sudah mulai reda. Dalam pandangan beliau, turis dari ketiga negara tersebut akan berwisata ke luar negaranya. Indonesia harus sangat siap! Meskipun saya masih bertanya-tanya, dengan penanganan wabah di Indonesia yang belum total dan kompak ini, memangnya negara mana yang mau datang ke Indonesia? Ah, sekali lagi! Kita harus memaafkan sang menteri!


Comments

Popular posts from this blog

Culture-Heritage Ranah Minang : Mengenal Filosofi dan Esensi Rangkiang di Rumah Gadang

Apabila berbicara tentang kehidupan masyarakat Minangkabau, kita menemukan beragam kearifan yang terkadang menunjukkan betapa tajamnya filosofi kebudayaan Minangkabau dalam menyelesaikan persoalan kehidupan. Di antara bentuk kebudayaan tersebut adalah pendirian Rangkiang di bagian depan Rumah Gadang. Rangking merupaka padi yang sengaja didirikan untuk menyimpan hasil panen pada satu musim dan biasanya difungsikan untuk berjaga-jaga. Dahulunya,sebagian besar masyarakat Minangkabau memang menerapkan sistim tanam yang menyesuaikan dengan musim, apalagi mayoritas lahan di Minangkabau adalah tadah hujan. Rangkiang berperan penting dalam menjaga persediaan selama musim kemarau atau setelah musim panen, serta juga bisa dijual sekiranya ada kebutuhan mendesak yang tidak dapat diduga-duga. Namun, semenjak perkembangan teknologi pertanian dan pesatnya pembanguan infrastruktur pertanian seperti irigasi, Rangkiang sudah tidak lagi difungsikan secara optimal. Masyarakat yang bisa be...

Lebih Dekat Dengan Filsafat : ANAXIMANDROS atau ANAXIMANDER

Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini. Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM. Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi...

Inklusi Keuangan dan Milenial Asyik Bertransaksi Syariah

  picture source : Sindonews.com Indikator tercapainya inklusi keuangan adalah pada saat setiap masyarakat memiliki akses terhadap berbagai layanan keuangan formal, serta memperoleh benefit dari layanan keuangan tersebut secara optimal, sebagaimanan yang tertuang di dalam Peraturan Presiden No 82 tahun 2016. Selain itu, inklusi keuangan juga merupakan representasi dari kuatnya literasi keuangan masyarakat, sehingga implikasi lanjutan dari hal ini adalah meningkatnya kegiatan perekonomian dan tentunya tercepai kesejahteraan yang ideal. Karena begitu pentingnya inklusi keuangan ini, maka sesungguhnya layanan keuangan itu harus menyentuh segmen masyarakat yang memiliki potensi yang besar dan memberikan prospek pengembangan layanan keuangan yang berkelanjutan. Selain daripada itu, layanan keuangan yang dikembangkan adalah bentuk layanan yang memiliki risiko yang rendah serta memiliki ketahanan yang cukup terhadap krisis dan seperti yang   kita ketahui, layanan keuangan Syariah...