Skip to main content

Bagaimanakah Ekonomi Menyeimbangkan dan Mengidealkan? : Konsep Keseimbangan Dua Sektor



Pada dasarnya, keberadaan sistim ekonomi yang diterapkan pada suatu negara adalah bertujuan untuk bagaimana memperkuat tatanan kehidupan di negara tersebut hingga kemudian membawa ke arah kemajuan. Meksipun, kenyataan yang terjadi adalah banyak masyarakat yang menderita meskipun negara tersebut telah menerapkan sistim ekonomi yang cukup bagus dan tertata.
Kita perlu kembali mendudukkan pemahaman yang utuh bagaimana sesungguhnya ekonomi bekerja serta mencapai keseimbangan sejati yang berujung pada kesejahteraan. Dengan demikian, pada saat pemerintah menggunakan alat beberapa alat kebijakan, maka masyarakat akan merasakan dampak yang cukup berarti. Di antara alat kebijakan yang ditempuh untuk mencapai keseimbangan itu adalah kebijakan fiskal dengan meningkatkan belanja pemerintah di sektor produktif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta kebijakan pengendalian inflasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter.
Ketika suatu negara meningkatkan belanja modal, maka diasumsikan PDB akan meningkat, ekonomi akan tumbuh. Pada saat pertumbuhan ekonomi ditargetkan di atas 7%, maka pemerintah berupaya dengan sedemikian rupa meningkan belanja modal, serta membuat lingkungan ekonomi yang kondusif sehingga menarik bagi para investor dalam menanamkan modalnya. Selain itu, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang bagus, pemerintah pun akan dengan sangat mudah memperoleh dana asing untuk peningkatan aktivitas ekonomi, baik dalam bentuk investasi portofolio ataupun investasi langsung.
Kendatipun demikian, upaya peningkatan aktivitas perekonomian ini, harus berlawanan dengan kebijakan dari otoritas lain yang berperan dalam menjaga stabilitas harga. Ketika investasi menggeliat dan aliran dana/ uang beredar meningkat di tengah masyarakat, maka suatu negara akan berhadapan dengan konsekuensi bahwa negara akan mengalami laju inflasi yang meningkat. Karena secara teoritis, ketika jumlah uang beredar meningkat, maka inflasi akan naik tentunya ini terbilang kurang ideal bagi perekonomian masyarakat.
Bagi negara yang menganut rezim penargetan inflasi (inflation targetting)Kondisi perekonomian harus tunduk pada penargetan inflasi. Sehingga, aktivitas di sektor rill tidak bisa bergeliat sesukanya, karena ada batasan inflasi yang harus dijaga. Sehingga, dengan kondisi yang demikian, pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mampu di atas 7% misalnya, terhambat oleh penargetan inflasi yang ditetapkan otoritas moneter sebesar (plus-minus) 3,5%. Oleh karena itulah, pertumbuhan ekonomi tidak mampu bergerak dari angka 5%.
Pertanyaan yang muncul saat ini adalah bagaimana kondisi perekonomian yang ideal itu? Apakah dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun inflasi juga tinggi? Atau pertumbuhan ekonomi yang melambat, namun stabilitas harga umum tetap terjaga?
Kita harus memahami persoalan keseimbangan pada dua sektor ini, agar kita tidak asal menuntut  kepada pemerintah, dan pemerintah pun tidak asal-asalan dalam memberikan janji politik. Sebab, keseimbangan yang menuju ke arah kesejahteraan itu adalah ketika pemerintah dan rakyat di negara tersebut mampu berfikir dan berekspektasi secara rasional. Oleh karena itu, tidaklah elok jika segala sesuatunya ditekankan pada pemerintah, sebab di dalam bernegara semua komponen berkontribusi dalam upaya menjaga keseimbangan dan mewujudkan kesejahteraan. Kecuali, jika negara tersebut menganut ideologi komounism.

Comments

Popular posts from this blog

Culture-Heritage Ranah Minang : Mengenal Filosofi dan Esensi Rangkiang di Rumah Gadang

Apabila berbicara tentang kehidupan masyarakat Minangkabau, kita menemukan beragam kearifan yang terkadang menunjukkan betapa tajamnya filosofi kebudayaan Minangkabau dalam menyelesaikan persoalan kehidupan. Di antara bentuk kebudayaan tersebut adalah pendirian Rangkiang di bagian depan Rumah Gadang. Rangking merupaka padi yang sengaja didirikan untuk menyimpan hasil panen pada satu musim dan biasanya difungsikan untuk berjaga-jaga. Dahulunya,sebagian besar masyarakat Minangkabau memang menerapkan sistim tanam yang menyesuaikan dengan musim, apalagi mayoritas lahan di Minangkabau adalah tadah hujan. Rangkiang berperan penting dalam menjaga persediaan selama musim kemarau atau setelah musim panen, serta juga bisa dijual sekiranya ada kebutuhan mendesak yang tidak dapat diduga-duga. Namun, semenjak perkembangan teknologi pertanian dan pesatnya pembanguan infrastruktur pertanian seperti irigasi, Rangkiang sudah tidak lagi difungsikan secara optimal. Masyarakat yang bisa be...

Mengenai SDGs : Transformasi Pemuda di era 4.0 dan Pembangunan Berkelanjutan

source : Republika.com Revolusi industri 4.0 mulai berkembang di jerman pada tahun 2011 yang menggambarkan sebuah era baru sedang dimulai yaitu masa peralihan dari komputerisasi ke digital. Perubahan ini memberikan dampak yang cukup signifikan kepada manusia tidak hanya dari aspek ekonomi yang bersandarkan pada   kecanggihan sebuah tekhnologi informasi, tetapi juga pada aspek sosial dan budaya. Negara-negara berkembang saat ini berlomba-lomba dalam merancang strategi untuk menjadi yang teratas dalam menyongsong revolusi industri 4.0 in seperti yang tengah berkembang di Indonesia. Dengan menargetkan tercapainya 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030, ini bentuk kesungguhan Indonesia untuk ikut serta dalam mengembangkan Industri 4.0 yang notabene nya dilakukan oleh generasi muda. Mengapa pemuda? sebab   pemuda merupakan   orang-orang yang secara tenaga dan fikiran masih ideal dalam melakukan aktivitas dalam melakukan konstruksi fikiran serta gagasan hingga pa...

Inklusi Keuangan dan Milenial Asyik Bertransaksi Syariah

  picture source : Sindonews.com Indikator tercapainya inklusi keuangan adalah pada saat setiap masyarakat memiliki akses terhadap berbagai layanan keuangan formal, serta memperoleh benefit dari layanan keuangan tersebut secara optimal, sebagaimanan yang tertuang di dalam Peraturan Presiden No 82 tahun 2016. Selain itu, inklusi keuangan juga merupakan representasi dari kuatnya literasi keuangan masyarakat, sehingga implikasi lanjutan dari hal ini adalah meningkatnya kegiatan perekonomian dan tentunya tercepai kesejahteraan yang ideal. Karena begitu pentingnya inklusi keuangan ini, maka sesungguhnya layanan keuangan itu harus menyentuh segmen masyarakat yang memiliki potensi yang besar dan memberikan prospek pengembangan layanan keuangan yang berkelanjutan. Selain daripada itu, layanan keuangan yang dikembangkan adalah bentuk layanan yang memiliki risiko yang rendah serta memiliki ketahanan yang cukup terhadap krisis dan seperti yang   kita ketahui, layanan keuangan Syariah...